Keindahan Kepemimpinan Rosulullah Saw.
Keindahan
Kepemimpinan Rosulullah Saw
“Tiap-tiap orang adalah pemimpin.
Dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung
jawabannya.”
Kata-kata
itu sudah tidak asing lagi di telinga kita. Bukan karena kata itu familiar,
tetapi karena kata-kata itu terucap dari lisan manusia termulia, beliau adalah
Rosulullah saw. Dalam hadist tersebut dijelaskan bahwa setiap orang adalah pemimpin. Pertanyaannya, apa yang
dimaksud dengan pemimpin? Pemimpin adalah seseorang yang mampu mempengaruhi
orang lain untuk bergerak dan bertindak. Tentunya, bergerak disini adalah
bergerak untuk mencapai sesuatu tujuan kebaikan dan membuahkan hasil yang
bermanfaat. Setiap pemimpin seyogyanya mempunyai kriteria pemimpin idaman semua
orang. Tahukah siapa sosok pemimpin idaman itu? Ya, benar, beliau adalah
panutan seluruh alam, dialah Rosulullah Saw.
Rosulullah
Saw adalah pemimpin yang patut dicontoh
oleh orang-orang yang mau menjadi pemimpin. Baik pemimpin bagi dirinya sendiri,
keluarga, masyarakat, bahkan bernegara. Rosulullah Saw sangat unik dalam
memimpin dan tidak semua orang bisa mengikutinya.
Mungkin,
ini adalah tips Rosulullah Saw dalam memimpin :
1.
Pemimpin
Manusia.
Rosulullah
Saw adalah sosok pemimpin idaman bagi semua orang. Rosulullah Saw terlahir sebagai
seorang manusia. Beliau bukan malaikat
yang tidak mempunyai nafsu, bukan juga dari golongan jin yang bersifat ghaib.
Tetapi, Beliau adalah seorang manusia sama seperti kita. Rosulullah Saw
diberikan akal dan nafsu, Beliau juga
biasa makan, minum, berkeluarga sama halnya dengan kita. Namun, Rosulullah Saw sangat pandai menjaga
nafsunya. Tak pernah terlintas dalam benaknya berbuat keburukan. Akan tetapi,
kebaikan dan amal shalih-lah yang selalu lahir dari setiap kata, maupun
tindakannya. Perkataannya jujur, tak pernah berdusta. Akhlaqnya agung,
sebagaimana Al-Qur’an. Dengan indah, Allah memuji Rosulullah Saw dengan
firman-Nya,
“Dan sesungguhnya,
Engkau (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (Q.S.Al-Qolam
[68] : 4)
Dan
firman-Nya lagi,
“Sesungguhnya telah
datang kepadamu seorang Rosul dari kaummu sendiri …” (At-Taubah
[9] : 128 )
Surat
at-Taubah ayat 9 membuktikan bahwa Rosulullah adalah seorang manusia. Bukti
bahwa Rosulullah Saw seorang manusia yaitu dengan penekanan kata ‘kaummu sendiri’ yang diartikan sama
seperti manusia biasa. Hanya saja, Rosulullah saw diberikan kemuliaan dan
keagungan secara langsung oleh Allah untuk menjadi pemimpin seluruh manusia.
2.
Memanusiakan
Manusia.
Rosulullah
Saw terkenal dengan sikap kebijaksanaan dan keadilannya yang sangat tinggi.
Sebelum Islam datang (jaman jahiliyyah) budak itu sangat direndahkan, perempuan
dibunuh hidup-hidup karena malu dan banyak lagi kerusakan yang dianggap mereka
sebagai kebaikan. Namun, semenjak Rosulullah Saw diutus kemuka bumi,
terhapuslah budaya jahiliyyah itu. Islam datang dengan menyamakan kedudukan
manusia, baik budak ataupun raja, kaya maupun miskin, yang membedakannya di
dalam Islam adalah hanya ketaqwaannya saja kepada Allah.
Tak
ayal, banyak orang yang tersentuh hatinya oleh Islam yang di ajarkan oleh
Rosulullah Saw. Berbondong-bondong orang memasuki agama Islam yang memanusiakan
manusia itu. Karena, sosok kepemimpinan Rosulullah Saw yang mengangkat derajat
manusia itu adalah cahaya bagi kaum muslimin. Menebar semerbak harum bunga di
tengah-tengah kebusukan sikap kejahiliyahan.
Rosulullah
Saw lah orang pertama yang memanusiakan manusia. Ia tidak keberatan duduk
bersama-sama orang miskin, kaum dhu’afa, dan anak yatim. Beliau tidak merasa
risih, tidak terganggu, dan tidak merasa malu
ketika para pembesar Quraisy mengejek karena pengikutnya adalah
orang-orang lemah. Tetapi, Rosulullah Saw tidak mengindahkan ejekan-ejekan dari
kaum Quraisy itu. Justru sebaliknya, Rosulullah semakin mencintai, menyayangi
dan menghargai mereka sebagai hamba Allah swt, sama sepertinya. Dari sikap
Rosulullah Saw itulah kaum muslimin saling membantu, saling menghargai dan
saling mencintai.
3.
Mengerti
Kondisi Manusia.
Rosulullah
Saw adalah pionir dalam mengamalkan ilmu
psikologi sebelum ilmu psikologi hadir. Rosulullah Saw mencontohkan ilmu
psikologi ketika Rosulullah Saw sedang bersama dengan sahabat Abu bakar dan
Umar bin Khatab Radhiyallahu ‘anhuma. Ketika itu Rosulullah Saw bertanya,
“Wahai Abu Bakar, kapan engkau biasa Shalat tahajud?”
“Aku
biasa shalat tahajud sebelum tidur, Ya Rosulullah Saw.” Jawab Abu Bakar.
“Wahai
Abu Bakar, engkau adalah orang yang sangat hati-hati.” Puji Rosulullah Saw.
“Sekarang
engkau wahai Umar, kapan engkau biasa shalat tahajud?”
“Aku
biasa shalat tahajud selepas tidur, Ya Rosulullah Saw.” Jawab Umar bin Khatab.
“Wahai
Umar, ketahuilah, engkau termasuk orang yang sangat kuat.” Puji Rosulullah Saw.
Perhatikan
dua pernyataan Rosulullah Saw kepada dua sahabatnya itu. Pada pernyataan itu,
Rosulullah Saw tidak membeda-bedakan antara ‘amal kedua sahabatnya. Rosulullah
Saw tidak memuji salah satu, tetapi dua-duanya dipuji oleh Rosulullah Saw.
Dari
sikap itulah, Rosulullah Saw Saw mencontohkan ilmu psikologi manusia yang luar
biasa. Beliau sangat mengerti kondisi manusia. Beliau tidak menjatuhkan salah
satu sahabatnya. Padahal bisa saja Rosulullah memuji salah satu saja. Tetapi
yang dikatan Rosulullah Saw bukan itu, melainkan saling mengangkat dan
memotivasi kedua sahabatnya. Bukan hinaan dan merendahkan, tetapi lebih
membangun dan memotivasi tanpa menyinggung perasaan.
***
Sesungguhnya,
pena ini belum tentu sanggup untuk memaparkan semua keteladanan Rosulullah Saw
dalam memimpin yang lebih banyak lagi. Dan pasti, benar-benar tidak akan mampu.
Saya hanya mampu menulis tiga contoh kepemimpinan Rosulullah Saw pada tulisan
yang terbatas ini. Penulis berharap,
keagungan dan keteladanan Rosulullah Saw dalam memimpin seyogyanya dimiliki
oleh pemimpin-pemimpin saat ini. Dan kenyataannya, itulah yang sangat jarang
sekali. Kita berharap, semoga suatu saat nanti akan ada pemimpin yang mencontoh
kepemimpinan Rosulullah Saw. Aamiin.
***